Wisata Jakarta ala Mpok Siti

7:53 PM Nova Zakiya 6 Comments

Meski menjadi primadona untuk mencari kerja, namun Jakarta kerap kali (justru) ditinggalkan saat hari libur. Mengapa? Karena sebagian orang (mungkin termasuk saya), menganggap Jakarta tidak dapat memberikan ‘udara segar’. Apalagi kalau tinggalnya di pusat ibu kota yang justru lebih banyak gedung bertingkat ketimbang pepohonan yang asri (curhat lagi).
Tapi kadang badan nggak mau kompromi dengan alasan ‘capek kerja’. Seperti saya yang kalau libur pasti menghabiskan waktu untuk membayar ‘hutang tidur’ seharian. Tapi lama-lama bosan cuma di kosan, apalagi kalau liburnya 2 hari. Tapi mau ke Bogor atau ke tempat lain kalau misal cuma sisa sehari malah capek. Hahaha karena memang hidup itu banyak ‘tapi’-nya sih.
Akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan naik bus tingkat keliling Jakarta di hari libur yang kedua. Sebenernya saya sudah lama penasaran dengan bus wisata Jakarta ini skemanya dan rutenya akan seperti apa. Pernah waktu itu pas lagi nunggu jemputan, bus ini lewat sampe 12 kali, kan jadi makin penasaran.
Jadilah di hari Minggu, saya mengajak dua teman saya, Retna dan Dian untuk bergabung, biar nggak naik bus sendirian banget gitu hehe. Kalau kata Retna, “dasar orang desa nggak pernah liat kota,”, tapi bacanya dengan nada bercanda yah aha.

Bus Tingkat Jakarta Punya
Source: Area Jakarta
Nah, si bus tingkat ini punya nama, yaitu City Tour atau biasa dipanggil Mpok Siti. Modelnya sama, bus dua tingkat dengan layar di depan sebagai identitas bus. Ada 18 bus tingkat yang dikelola oleh PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) dan kita bisa naik secara cuma-cuma alias gratis.
Bus ini sudah dioperasikan di Jakarta sejak Februari 2014 dengan tampilan yang oke punya. Dulu sih bus serupa sudah pernah ada, namun fungsinya sebagai angkutan umum, bukan bus khusus wisata.

Rute Bus City Tour
Kenapa bus ini disebut bus wisata? Karena si Mpok Siti ini membawa para penumpangnya melewati tempat-tempat yang menjadi ikon atau landmark kota Jakarta. Nah, bus ini sendiri memiliki 3 rute dengan waktu operasional yang berbeda-beda.
Rute 1 memiliki judul “Sejarah Jakarta” dengan waktu operasional Senin hingga Sabtu dari jam 9 pagi sampai 5 sore dan di hari Minggu pukul 12 siang hingga 8 malam. Sudah pasti, rute ini membawa kita melewati tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah di Jakarta, seperti Museum Nasional, Gedung Arsip dan Museum Bank Indonesia.
Nah buat kalian yang hobi kuliner, cocoknya naik Rute 2 yang berjudul “Kesenian dan Makanan”. Bus rute ini hanya beroperasi di hari Minggu pukul 5 sore hingga 11 malam. Daaaan dia berhenti di Pecenongan which is tempat itu menyediakan banyak kuliner yang memanjakan lidah. Sayangnya kalau menurut saya, jamnya terlalu malam (ya tapi emang kuliner enak biasanya keluarnya malam malam sih) 
Dan di Rute ke-3 ada “Jakarta Baru” yang waktu operasionalnya mirip dengan rute 1. Sebenarnya ketiga rute ini memiliki irisan tempat yang dilalui alias nih bus pasti lewat rute yang sama. Jadi sebelum naik, pastikan kalian melihat tanda pengenalnya di atas bus ya.

Cara Naiknya Gimana?
Untuk dapat naik bus ini, kalian harus menunggu di halte-halte yang bertanda khusus. Seperti misalnya di Halte Museum Nasional, tempat saya menunggu ini. Memang agak lama menunggunya.
Saran saya naiklah di tempat yang sepi, dalam artian bukan dari halte tempat wisata kalau ingin mendapatkan posisi terbaik.
Karena selama saya menunggu di halte Museum Nasional, itu lumayan rame. Jeda kedatangan busnya bisa me-restock jumlah orang yang akan naik bus (yang baru keluar dari museum). Dan kita harus jeli untuk melihat nama busnya, kecuali kalau kalian memang ingin naik yang mana saja ya. Kebetulan saya dan teman saya ini lebih penasaran dengan Rute Sejarah Jakarta, sementara yang lewat terus adalah Rute Jakarta Baru, jadi ya agak nunggu lama.
Begitu busnya datang, kita disambut oleh sang kondektur dan dibagikan tiket kertas bertuliskan gratis. Saya masih kurang paham sih kalau gratis kenapa harus dibagi tiket, mungkin sebagai data penumpang per harinya berapa kali ya. Tapi sayang nggak sih sama kertasnya (yang nanti dibuang)? Mungkin datanya bisa pake tally counter? Karena dibagi tiket pun kita masuknya harus antre satu per satu. Hmmm mungkin bisa kali ya.

Tempat Duduk Terfavorit
Sudah pasti di lantai 2 paling depan! Dari situ kita bisa melihat pemandangan kota Jakarta paling clear dan suasananya tentu berbeda dengan kita duduk di bangku depan bus pada umumnya. 
Bahkan saya dan kawan-kawan tercinta saya ini rela menunggu cukup lama demi dapat duduk di bangku depan lantai 2 bus City Tour.
Oh ya, ketika kita sudah berada di dalam bus, kita tidak diperkenankan untuk berdiri. Harus duduk. Kalau belum duduk semua penumpangnya, busnya nggak mau jalan dan kondekturnya pun tegas memberi tahu lho. Salut deh!

Akhir Perjalanan
Ternyata saya agak sedikit miskomunikasi dengan rute, termasuk halte nanti tempat kita turun. Di pikiran saya, karena saya naik di Halte Nasional, saya bisa turun di halte itu lagi. Memang bisa sih, hanya saja kita harus tetap turun di halte terakhir Museum Bank Indonesia lalu ikut mengantre lagi di halte BNI 46.
Yup, semua penumpang harus turun SEMUA di halte Museum Bank Indonesia. Saya sempat melobi karena nantinya saya akan ikut arus balik dan rasanya ‘kentang’ kalau cuma naik di arah berangkat alias hanya satu jalur yang dilewati. Namun sang kondektur melarang dan tetap harus turun tanpa alasan. Ia mengatakan, kalau mau ikut arus sebaliknya, ya tetap harus naik dari Halte BNI 46. Huh!
Akhirnya untuk meredakan kekesalan akibat ‘dicampakkan’ (haha), kami membeli es potong yippie!
Kekesalan saya karena ‘dicampakkan’ tadi akhirnya terjawab dan merasa ‘oh ya juga ya, biar adil memang harus turun semua’. Karena begitu kami tiba di halte BNI 46, antreannya amat panjang pemirsa! Ya wajar sih kalau abangnya nyuruh kita turun semua. Masa mau ongkang ongkang kaki di bus terus, sementara disini yang nunggu udah banyak? Kalo gitu yang ada orang nggak mau turun di halte terakhir ini sih jadi yang di halte BNI 46 akan nunggu lama. Kasian. Maafin saya abang kondektur :(
Namun kami memilih untuk tidak ikut antre naik mpok siti ini lagi karena panjangnya bikin kita makin laper. Jadi kami memilih naik moda transportasi commuter line untuk akhirnya makan di Grand Indonesia (mall lagi mall lagi huff).
Oh ya, di satu artikel yang sempat saya baca sebelum memutuskan naik Mpok Siti ini, disebutkan bahwa bus ini dilengkapi audio yang menjelaskan latar belakang dari lokasi-lokasi yang disinggahi juga bus attendant (on board) yang dapat memberikan penjelasan mengenai ikon-ikon kota Jakarta yang dilewati. Tapi saya sama sekali nggak mendapatkan fasilitas ini. Tidak ada penjelasan tentang lokasi atau ikon yang disinggahi, jadi ya berasanya kaya naik TransJakarta biasa aja. Padahal kalau dilengkapi tentu akan lebih menarik karena kita bisa lebih tahu soal Jakarta. Toh tujuan orang wisata selain untuk refreshing juga ingin tahu cerita tentang tempat yang dikunjungi juga kan? Apalagi Jakarta yang notabene sebagai ibu kota pasti menyimpan beragam cerita sejarah.
But overall, wisata pake Mpok Siti ini cukup seru dan menyenangkan. Benar-benar berguna buat kita yang sok sibuk nggak bisa keluar kota even itu hanya ke Bogor atau Bandung untuk sejenak refreshing. Tentunya ditemani teman-teman yang asyik pula haha. Tapi jangan ikuti kita ya yang ujung-ujungnya mall lagi mall lagi haha. Banyak lokasi wisata yang dilewati, salah satunya di kawasan Kota Tua yang banyak bangunan bersejarahnya hihi.
Well, selamat mencoba dan sampai jumpa di cerita jalan-jalan berikutnya ya!

XOXO!
Za

PS.
Seperti biasa, hampir semua foto diambil pake Sony Xperia C5 Ultra Dual, termasuk video timelapse ini juga pake hapeku tercinta lho~

6 comments:

Stress Healing ala Langit Musik

7:50 PM Nova Zakiya 4 Comments

Setelah resmi 4 bulan menjadi jurnalis seutuhnya (2 tahun sebelumnya jadi jurnalis 'kentang'), saya mulai akrab dengan yang namanya ketidakpastian, terutama soal waktu. Kapan plotingan keluar, kapan narasumber respon sms atau telepon buat wawancara, kapan sidang selesai, dan masih banyak lagi pertanyaan kapan dengan jawaban yang nggak pasti. 
Satu ketidakpastian itu juga bernama 'kapan live report?' karena bisa jadi di plotingan malemnya cuma liputan biasa, pas hari H tau-tau disuruh live. Deg-deg-an? Nggak usah ditanya, jawabannya pasti IYA BANGET. Secara selama ini cuma bikin LOT (live on tape) dan itu pun belum bisa one take OK. Itu udah beberapa bulan yang lalu. Dan tau-tau Rabu (8/3) kemarin, suruh live report dari banjir di kawasan Kebon Pala, Jakarta Timur. It was my very first time. Aaaaaak blank!

Stress Healing Ampuh : MUSIK!
menuju tempat liputan, earphone jangan sampai ketinggalan say! 
Salah satu stress healing method saya dari dulu itu ya dengerin musik favorit. Jadi sepanjang perjalanan dari kantor ke lokasi, kuping disumbat earphone sambil bikin catatan-catatan kecil. Metode ini ampuh buat saya karena sedikit ‘ngademin’ hati dan otak supaya rileks (selain makan es krim tentunya haha).
Dan sebagai mantan anak UKM Musik pas jaman kuliah dulu, saya tahu gimana ‘asyiknya’ bikin musik jadi asa yang nggak tega kalau mau download musik sembarangan. Memang sih banyak situs-situs yang bisa download lagu secara gratis, but you know, itu ilegal dan nggak menghargai hak cipta para musisi. Jangan begitu ya!

Jadi dengerin lagu pake apa? Dengan segala kecanggihan teknologi yang ada saat ini, saya sih lebih suka streaming pake aplikasi Langit Musik. Pertama, sudah pasti sudah ada license-nya jadi legal dan anti-pembajakan pastinya (psst… langit musik ini sudah dilengkapi dengan sistem Digital Rights Management lho jadi semua label dan musisi pasti aman dari pembajakan ayey!).
Kedua, stoknya lumayan lengkap tanpa harus menuhin memori karena download lagu. Ada lebih dari 3 juta lagu, baik dari musisi lokal maupun internasional yang ada di katalog Langit Musik lho!

Sekilas Tentang Langit Musik
Aplikasi Langit Musik ini seolah menjadi jawaban bagi para penikmat musik atas perkembangan teknologi saat ini. Dengan slogan “Musiknya Hidup Kamu”, aplikasi ini bener-bener bisa nemenin kalian dalam kondisi mood apapun. Mau sedih, seneng, patah hati, semangat, dan sebagainya, ada lagu yang cocok didengerin yang disediain sama Langit Musik. Karena dia punya fitur playlist yang memudahkan kita buat dengerin lagu yang cocok sama suasana hati kita saat itu. Ya kan pasti kan suka baper kan kalo denger lagu yang cocok sama suasana hati? :’)
Nih kamu bisa milih playlist sesuai dengan mood kamu saat itu lho

Oh ya, playlist ini nggak melulu soal mood lho, tapi juga bisa berdasarkan genre musik atau tema-tema yang lagi happening. Dan yang lebih menyenangkannya lagi, kita juga bisa bikin playlist kita sendiri! Ya kan namanya selera orang beda-beda kan :3

Asik! Bisa dengerin lagu sambil nyanyi dong~

Dan yang lebih serunya lagi, kita nggak perlu capek-capek googling lirik lagu yang lagi kita putar, karena aplikasi ini dilengkapi fitur lirik. Jadi bisa langsung ikut nyanyi pas buka aplikasinya. Yoi kan!

Fitur Trending bikin kalian tahu apa aja sih lagu yang lagi happening saat ini

Nah kalau kalian lagi bosan sama playlist sendiri dan pengen cobain semacam nostalgia ala ala dengerin radio, Langit Musik bisa jadi jawabannya lho! Selain bisa tau lagu apa sih yang lagi tren saat ini di tempat tinggal kita, kita juga bisa dengerin ala radio pake fitur TagStation yang acak dan penuh kejutan~

Kejutan ala fitur TagStation

Playlist Favorit Penghilang Stress
Playlist penghilang stres ala Zakia :3
Banyak yang bilang lagu-lagu yang saya dengerin itu nggak sesuai sama yang orang banyak dengerin. Itu kata salah satu temen sekantor saya, pas lihat playlist saya mostly isi EDM atau Japanese Rock. Nah saya share beberapa band penghilang stress favorit saya ya!
1.       RĂ¼fĂ¼s
RĂ¼fĂ¼s ini alternative dance group dari Australia. Sebenernya saya suka lagu-lagu mereka setelah ‘teman’ saya merekomendasikan lagu berjudul You Were Right di suatu sore. Setelahnya saya langsung mendengarkan semua albumnya dan merasa nyaman kalo lagi dengerin ini. Favorit saya selain You Were Right, ada Imaginary Air, Until the Sun Needs to Rise, We Left, hmmm sepertinya saya bisa sebutin semuanya karena semuanya enak :D
2.       One OK Rock
Nah kalo ini band dari Jepang yang beraliran rock. Sebenarnya selain OOR ini, saya lebih suka dengan L’arc~en~ciel atau yang biasa dikenal dengan Laruku. Hanya saja, beberapa bulan belakang, saya memang lebih tertarik dengan OOR, apalagi album barunya baru banget dirilis Januari kemarin. Cuss dengerin, di Langit Musik ada kok. Lengkap!
3.       Flight Facilities
Sama sama berasal dari Australia, grup ini genrenya disco, house, indie pop, sama electronic. Hampir semua lagunya enak, terutama Two Bodies, Crave You, sama Down to Earth :3

Sebenernya selain 3 grup di atas, masih ada beberapa lagi yang saya masukkan dalam playlist saya sebagai stress healing hehe. Ada Lana Del Rey, Ta-Ku, Alina Baraz, The 1975, dan masih banyak lagi. Emmm nggak semuanya musisi luar kok, musisi dalam negeri juga saya suka seperti Banda Neira, Barasuara, Efek Rumah Kaca, Pandai Besi, Maliq & D'essentials, dll. Hehe.

Langit Musik Bisa Unduh Lagu?
Bisa! Tapi bukan unduh seperti layaknya kita mengunduh yang kesimpen di memori eksternal, tetapi bakal kesimpen di aplikasi Langit Musik. Nama fiturnya Listen Offline. Jadi kalau kamu lagi nggak connect dengan internet, kamu tetep bisa dengerin lagu favoritmu di aplikasi ini.

Syaratnya, kamu harus upgrade account menjadi Premium. Nggak mahal kok, sebulan hanya Rp 22 ribu dan Rp 6600 kalau kamu cuma pengen langganan 7 hari. Nggak perlu kartu kredit karena biaya ini akan dipotong dari pulsa nomor telkomsel yang kita daftarkan di awal masuk aplikasi Langit Musik. Mudah kan? :3

Saranku untuk Langit Musik
Overall, saya sih suka sama aplikasi ini. Selain user friendly, sepertinya berbagai keunggulan fitur yang saya suka sudah tertulis di atas. Hanya saja, sedikit saran untuk Langit Musik, mungkin koleksi lagunya bisa diperlengkap kali ya. Karena untuk beberapa artis yang saya suka, hanya ada album remix-nya saja, sementara album original-nya malah nggak ada. Tapi kutetap suka! Nggak kalah saing lah sama aplikasi streaming musik lainnya.
Nah kalau kalian gimana? Tertarik untuk download aplikasi ini? Atau bahkan sudah punya aplikasinya dan sudah punya playlist favorit juga? Well, selamat mendengarkan lagu favoritmu dengan Langit Musik ya!

Postingan blog ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Review Aplikasi Langit Musik kerjasama Langit Musik dan Warung Blogger

XOXO!
Za

4 comments:

Warna Warni di Taman Bunga Krisan Batang

5:42 PM Nova Zakiya 16 Comments

Beberapa bulan terakhir, Alhamdulillah banget saya punya waktu lebih sering untuk pulang ke rumah. Dan di saat pulang itu, selalu saja ada tempat wisata baru yang harus banget didatangi saking hits-nya (anaknya nggak mau kalah hits soalnya). In my opinion, pariwisata di kota saya, Batang ini memang sedang gencar-gencarnya mendapat perhatian dari banyak orang, apalagi dengan adanya media sosial seperti Instagram yang promote­-nya oke banget. Padahal sebelumnya mungkin nggak banyak orang tau Batang itu dimana kalo nggak menyebut Pekalongan. 


Di zaman saya SMA, wisata paling banter cuma Kebun Teh Pagilaran (yang tiap tahun dipake kemah), Pantai Ngeboom, Ujung Negoro sama Sigandu. Itu juga nggak sebagus sekarang. Eh setelah ditinggal merantau, makin banyak aja wisata wisata lain yang mungkin orang nggak menyangka ‘loh ada tempat begini tho di Batang’. 

Nah, setelah kemarin kemarin saya sempat main ke Rumah Pohon Tombo, Sikembang Langit, Jembatan Buntu Subah, dan beberapa tempat lain, kali ini saya main ke Taman Bunga Krisan di komplek Agrowisata Kebun Teh Pagilaran. Seperti biasa, infonya dari partner travelling saya kalau pulang, Ayu dengan memamerkan foto foto yang ada di akun instagram-nya instabatang, explorebatang dan visitbatang.

How to go there…

Saya dan Ayu memutuskan untuk pergi ke taman bunga di hari Minggu pagi (padahal sorenya saya pulang ke Jakarta haha). Berangkat dari rumah sekitar pukul 10.15 WIB dengan patokan dari temannya Ayu, ini taman bunga dekat SD di Pagilaran (yes, Ayu juga belum pernah kemari haha). Kadang kalau lihat di info lokasi di Instagram, taman bunga ini tulisannya ada di Wonobodro. Makanya kalo pas lihat ada papan penunjuk belok ke Wonobodro suka bingung haha.

Oh ya, jalurnya bener bener ke jalur arah Agrowisata Kebun Teh Pagilaran ya. Jadi kalau di persimpangan Pondok Modern Tazakka Bandar, kita belok ke kiri (iya kalo lurus kita sampe ke Sikembang yang ada hehe). Udah tinggal ikutin jalan besarnya aja. Tapi harus tetap hati-hati ya, berhubung menuju dataran yang lebih tinggi, jalannya berkelok dan nanjak. Beberapa belokan ada yang curam jadi jangan lupa stand by klakson kalau mau belok di belokan-belokan itu dan jangan  ngelamun apalagi ngantuk.



Sebenarnya saya dan Ayu agak tebak tebak buah manggis saat kita tiba di pos masuk Pagilaran setelah sebelumnya ada SD dan disitu cukup ramai. Takutnya disitu tempatnya (ngga sampai masuk ke Pagilaran) karena patokannya hanya SD dekat Pagilaran. Cuma kepalang tanggung kalau nggak masuk dan ternyata tempat yang dituju ada di dalam. Jadilah kita bayar Rp 10 ribu per motor (itungannya dua orang masing-masing Rp 5 ribu) untuk masuk ke Pagilaran. Jangan lupa minta karcisnya ya!

Kita masih tertawa-tawa takut salah dan sudah pasrah kalau kalau nggak ketemu tempatnya yasudah kita main di kebun tehnya saja. Tapi saat melihat beberapa ibu-ibu di arah sebaliknya membawa bunga, kita yakin bahwa kita nggak salah jalan. Dan benar saja, di samping SD Negeri Keteleng 01, ramai pengunjung untuk ke Taman Bunga tersebut hehe. Bahkan sebelum sampai di SD, sudah ada semacam poster bertuliskan Green House KWT Sri Tani Lestari Pagilaran.

Jika ditotal, perjalanan saya dari rumah (dekat Alun-Alun Batang) hingga sampai di tempat ini sekitar 1,5 jam dengan kecepatan normal.

Tentang Tiket dan Biaya Masuk


Setelah tadi membayar masuk ke Pagilaran Rp 10 ribu/motor (untuk dua orang), ternyata saat sampai di taman bunga ini kita diharuskan membayar lagi. Pertama untuk parkir motor Rp 3 ribu dan masuk lokasi Rp 5 ribu untuk 2 orang. Hmmm…

Sebenarnya sebelum saya kemari, yang ada di bayangan saya taman bunga ini cukup luas seperti taman bunga begonia tapi versi simpelnya. Ternyata bentuknya hanya 2 buah green house yang tidak terlalu lebar (apalagi kalau pengunjungnya lagi ramai jadi terlihat sempit).

Saat kita akan masuk di rumah yang pertama, ada petugas yang menyobek tiket masuk kita. Katanya nanti separuhnya lagi dikasih ke petugas di rumah bawah. Tapi ternyata nggak diminta juga sih pas di rumah bawah. Hmmm beklah.

Kenapa harus main kemari?

Karena menurut saya ini tempat wisata yang nggak biasa di Batang (eh ya nggak sih? Haha) seperti curug ataupun pantai atau mungkin kebun teh. Di tempat ini, lebih banyak warna yang menyejukkan mata dari berbagai varian bunga krisan. Maka jangan heran kalo orang yang kesini pasti bawa kamera dan berebut untuk dapat spot foto paling bagus.

Oh ya menariknya lagi, bunga-bunga disini bisa kita beli lho! Tinggal kita pilih mau yang mana, terus bilang sama yang jaga deh. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. Jadi kita bisa deh buat taman bunga krisan di rumah. Jangan lupa minta tips untuk merawatnya ya!

Dan bunga-bunga ini memang dipanen secara berkala (sekitar 13 mingguan). Jadi jangan heran kalau pas kalian kesana kok bunganya warnanya beda ya hehe.

Kalo laper, tinggal makan di warung atau kang gerobak yang ada di depan taman bunga. Ada siomay, bakso, jagung manis, dan sebagainya. Ya dingin-dingin enakan makan pop mie sih tapi hahaha.

Pesan dan Kesan

Senang! Mata berasa seger liat warna warni. Selain itu, yang lebih menyenangkannya lagi, nggak ada sampah berceceran karena pengelola menyediakan beberapa spot untuk membuat sampah. Cuma ya itu, karena pengunjungnya banyak sementara green house lebarnya tidak seberapa (hanya ada sekitar 4-5 lorong) jadi sesak dan nggak bisa foto bebas (tetep hahaha).

Mungkin kalau datangnya lebih pagi, akan lebih sepi (dan datanglah bukan di hari Sabtu atau Minggu, please). Dan sebaiknya kalau mau berkunjung kemari, datanglah sebelum jam 12 siang. Karena kawasan ini biasanya akan hujan di atas jam tersebut.

Oh ya, bonusnya main kemari, karena ada di kawasan kebun teh, bisa sekalian foto-foto deh di kebun teh Pagilarannya hehe.

Satu pesan lagi, foto boleh tapi jangan sampai merusak ya! Terlalu cantik bunganya untuk dirusak. Dan dari pihak pengelola, merusak berarti membeli guys!

Overall, saya sih nggak nyesel datang kemari. Lumayan lah liat yang indah-indah sebelum balik ke Jakarta cuma liat gedung-gedung hehe. Nanti saya cerita lagi kalau travelling di tempat wisata baru di Batang yaa atau mungkin merambah ke Kabupaten Pekalongan yang belum saya jamah.
Kalau kamu pernah main ke Batang dimana saja? Share ya di kolom komentar :D

XOXO!
Za

16 comments: