THANK YOU, THE WORLD OF GHIBLI JAKARTA

11:31 PM Nova Zakiya 0 Comments


Demi apapun, satu tahun itu ternyata cepat sekali berlalunya ya! Perasaan baru kemarin Studio Ghibli dan Kaninga Pictures, Marubeni Indonesia, dan Hakuhodo DY Media Partners mengumumkan rangkaian acara bertajuk ‘TheWorld of Ghibli Jakarta’. Baru kemarin juga nonton Spirited Away, film pertama Ghibli dalam rangkaian ini yang diputar di bioskop, yang biasanya hanya ditonton di laptop. Terus sekarang, di bulan Maret ini, resmi udahan dong rangkaian acaranya :(

Akhirnya Nonton Ghibli di Bioskop!
April 2017 menjadi bulan yang paling menyenangkan bagi penggemar film-film Studio Ghibli. Karena apa? Karena akhirnya kita bisa nonton film mereka di bioskop dengan layar yang lebih lebar dan suara yang mumpuni dibandingkan kebiasaan kita yang nontonnya semula di laptop aja. Film pertama yang diputar adalah Spirited Away di berbagai daerah.


Kemudian berlanjut dengan film favorit saya, My Neighbor Totoro di bulan Mei yang diputar di XXI dan CGV! Ah demi apapun, meski sudah berkali-kali nonton ini, tapi menonton di bioskop menjadi satu hal yang nggak mungkin saya lewatkan. Dan rasa harunya lebih berasa. Oh ya, masing-masing film ini durasi tayangnya di bioskop sekitar satu minggu di awal bulan. Jadi dari jauh-jauh hari memang sudah diatur pokoknya di awal bulan ini harus menyempatkan diri demi Ghibli.

Bos besar kembali mengenang masa kejayaannya di layar lebar tahun 1988. Dan tepat bos besar pindah ke Jakarta tepat banget @theworldofghiblijkt lagi ngadain banyak event Ghibli, mulai dari screening film sampai Agustus nanti ada exhibition juga. Bos besar merasa ga sabar bertemu rekan rekan sejawatnya di Studio Ghibli 💃💃💃 . . PS. Tinggal 4 hari lagi lho Totoro tayang di bioskop Indonesia. Cek jadwalnya di worldofghibli.id atau di cgv blitz. Kamu juga bisa beli tiket exhibition-nya juga kalo buka via PC. Ah ga sabar. Makasih banyak @theworldofghiblijkt aku padamu ❤❤❤ . . #Nontontotoro #totoro #tonarinototoro #ghibliaddicted #GhibliJKT #ghiblinesia #studioghibli #totoroishere #totoro_society #Japan #toyphotography #toyphotogram #totoromerchandise #ceritazakia #blogger #lifestyleblogger
Sebuah kiriman dibagikan oleh Nova Zakiya (@novazakiya) pada
Ada juga film film lainnya yang diputar di bulan berikutnya seperti Ponyo, Princess Mononoke, Nausicaä, Castle in the Sky, Porco Rosso, Pompoko, Howl’s Moving Castle, Only Yesterday, Whisper of the Heart, Kiki’s Delivery Service, From Up on Poppy Hill, Arriety, dan When Marnie was There yang ditayangkan setiap bulannya. Sayangnya, mungkin karena peminatnya kurang (pernah lho pas nonton berasa sepi banget huff) atau banyaknya gempuran film lain yang banyak saat itu membuat film-film Ghibli ini agak tergeser. Seperti dari yang semula durasi penayangannya satu minggu penuh, menjadi paling banyak 3 hari di akhir pekan. Terus juga semula ada di bioskop XXI dan Cinemaxx, terus akhirnya hanya di CGV. Untung tempat tinggal saya dekat dengan CGV Grand Indonesia jadi gampang lah ya.
Oh ya, judul-judul tersebut tidak termasuk dengan film-film lain yang diputar sepanjang pameran Ghibli berlangsung di bulan Agustus-September. Jadi pas bulan tersebut, kita penggemar Ghibli benar-benar dimanjakan dengan pemutaran film Ghibli setiap harinya. Seneng nggak sih? Terus di bulan terakhir ini, ada 5 film Ghibli yang ditayangin berturut-turut dari Senin sampai Jumat minggu terakhir Maret ini. Yihaaa!

Tak hanya pemutaran film sebenarnya, tapi Ghibli Jakarta ini juga mengadakan lomba mewarnai bagi anak-anak dan juga audisi musik soundtrack film Ghibli. Duuuuh gemas!

Merinding di Ghibli Exhibition!
Event ini yang menurut saya menjadi gong rangkaian Ghibli di Jakarta. Jadi dari jauh-jauh hari semenjak mereka mengumumkan akan membuat rangkaian acara bagi penggemar Ghibli di Indonesia, mereka sudah bilang akan menghadirkan pameran dengan nuansa mirip dengan museum Ghibli di Mitaka, Jepang. Kebayang nggak gimana nggak sabarnya menunggu bulan Agustus itu datang?
Ada Totoro terbang! Jadi pengen nemplok haha
Pamerannya digelar di Ritz Carlton Pacific Place Jakarta. Tiket sendiri sudah mulai dijual sejak Mei 2017 kalau saya tidak salah ingat. Harganya sih lumayan pricey, tapi buat saya itu kebayar sih dengan instalasi di dalam pamerannya yang... WOW! Untuk dewasa, HTM nya seharga Rp 300K di weekday dan 350K di weekend. Sementara untuk pelajar harganya Rp 250K.
logo Ghibli Jakarta nih hihi
Jauh jauh hari saya sengaja booking di tanggal 28 Agustus 2017 alias hari Senin, karena pasti lebih sepi ketimbang weekend, ya kan? Hahaha. Saya kesana bersama Inang, teman saya sesama penyuka Ghibli yang juga baru ketemu di event yang diadakan oleh Project Ghibli Jakarta, bulan Juni 2017.
Ternyata, pas kami datang kesana, belum semua instalasi pameran selesai alias belum 100%. Di awal pembukaan pameran, kurang lebih semingguan gitu memang sudah di-announce bahwa instalasinya belum selesai. Ya memang saya akui pasti tidak mudah sih membuatnya, apalagi mereka mendapat bimbingan langsung dari Studio Ghibli Jepangnya lho! Yang jelas, karena belum 100% itulah, kami mendapat kesempatan untuk datang sekali lagi ke pameran setelah semua instalasinya selesai! Yihaaa!
Di pameran itu sendiri terdiri dari 3 area. Area pertama setelah pintu masuk berisi sejarah Ghibli beserta orang-orang di belakangnya seperti Hayao Miyazaki, Toshio Suzuki dan Isao Takahata. Kemudian ada juga semua poster film Ghibli dari awal sampai akhir, dari film Nausicaä yang rilis tahun 1984 sampai film La Tortue Rouge tahun 2016. Terus ada lagi gambar ruang kerja di Studio Ghibli Jepang, beserta sketsa sketsa pensil film-film Ghibli yang langsung didatangkan dari Jepang! Tapi yang perlu diingat, di area ini, pengunjung tidak boleh memotret ya.
Lanjut ke area kedua itu adalah area trailer room. Jadi disini disediakan layar lebar dan penonton bisa ‘ngemper’ di bawah buat menikmati semua trailer ke-22 filmnya! Peraturannya masih sama ya, pengunjung tidak boleh merekam atau memotret.
Pemandangan pertama di area boleh foto. CASTLE IN THE SKY!
Kami baru diperbolehkan memotret ketika sampai di area ketiga yaitu pameran 3D-nya. Boleh bilang saya lebay, tapi begitu masuk bawaannya pengen nangis (sebenarnya dari awal baca sejarah dan profil di area pertama juga udah mau nangis sih haha). Merinding banget karena semua instalasinya serupa banget dengan apa yang di film. Detailnya jangan ditanya, detail banget. Aduh pengen nangis beneran sih. Beberapa barang juga langsung didatangkan dari Jepang seperti ornamen dan buku buku di rumah Kusakabe (film My Neighbor Totoro). Bahkan ya, di instalasi Kiki’s Delivery Service, roti-rotinya sama persis. Ah, sepertinya saya ndak usah banyak nulis ya, kalian bisa liat sendiri di foto-foto ini! Hihi.
Semacam kuburan robot robot di Laputa (CASTLE IN THE SKY)
Sayang  nih robotnya belum ada bunganya kaya di film CASTLE IN THE SKY hihi
Masih dari CASTLE IN THE SKY guys!
Jembatan tempat Chihiro ketemu Kaonashi di film SPIRITED AWAY! Oh ya setelah saya datang yang kedua, jembatan ini sudah tidak boleh diinjak oleh pengunjung hehe
Rumah pemandian Yubaba di film SPIRITED AWAY ini detail banget! 
Ini bagian belakangnya! Keren ya?
Bahkan sampai setting kotanya aja mirip. Plus banyak makanan juga di etalasenya, tempat orangtuanya Chihiro jadi babi
Menuju rumah Marnie! (dari film WHEN MARNIE WAS THERE)
Beli roti dulu sekalian dianterin sama KIKI'S DELIVERY SERVICE~
Kiki dan Jiji menjaga toko~
Mampir di rumah Kusakabe sebelum ketemu Totoro
Lorong tempat Satsuki sama Mei lari-larian nyari tangga. Tuh, detail mainan dan alat alat di rumahnya aja sama banget kaya di film
Ruang tengah Rumah Kusakabe. Udah cocok tinggal di Jepang belum? Hihi
Style Inang ala ala Mei di film Totoro, da saya cuma pake kimono ala ala aja hehe
Pas nonton filmnya, selalu ngebayangin betapa fluffy-nya Nekobasu ini. Dan di pameran ini, beneran fluffy dong! Pengen dibawa pulang :))
CINTAKU TOTORO!
Dari film PORCO ROSSO~
Pada kedatangan saya yang kedua, saya ndak mau rugi dengan meminjam kamera mirrorless punya Yana (saya belum punya waktu itu hehe). Biar foto-fotonya lebih kece!
Karena instalasi sudah 100%, pengunjung bisa menukar tiketnya dengan wristband ini
Ini keren banget sih. Baling-balingnya muter gitu. Pas pertama dateng belum selesai sepertinya. (CASTLE IN THE SKY)
Robot di Laputa yang udah nonaktif (CASTLE IN THE SKY)
Dari film SPIRITED AWAY. Tebak ini lampu dimana?
Pose sebelum masuk terowongan di SPIRITED AWAY 
Ketemu Dewa Rusa yeay! (PRINCESS MONONOKE)
Ketemu Kodama juga. Sayang kepalanya ngga gerak hihi (PRINCESS MONONOKE)
Pose bareng topengnya San (PRINCESS MONONOKE)
Terbang dulu guys pinjem sapunya Kiki hehe (KIKI'S DELIVERY SERVICE)
Lukisan di rumah Kusakabe (MY NEIGHBOR TOTORO)
Properti termasuk buku bukunya ini didatangkan langsung dari Jepang lho! Makanya ruangan ini nggak boleh dimasuki dan disentuh ornamennya (MY NEIGHBOR TOTORO)
Dari depan rumahnya Kusakabe (MY NEIGHBOR TOTORO)
Ada yang ngumpet! (MY NEIGHBOR TOTORO)
BERSANDAR~
Bawa daku ke Jepang~
Bersama rekan sejawat di dalam Nekobasu~
Kalau matanya merah berarti Ohm sedang marah! Ini gerak lho pas pameran~ (NAUSICAA)
Mau ikut Howl's berkelana? (HOWL'S MOVING CASTLE)
Sebelum ke pintu keluar, keliling sekali lagi di pameran, dan jodoh ketemu sama Kaonashi! Langsung ajak foto sebelum akhirnya dibikin antrean buat foto bareng sama doi hehe (SPIRITED AWAY)

Maka di Akhir Kata...
Saya sih senang banget, Ghibli bisa mampir ke Jakarta. Secara saya belum punya kesempatan untuk ke Jepang langsung (terutama ke Museum Ghibli-nya), rangkaian acara ini seenggaknya bisa mengobati kerinduan saya akan momen-momen di film Ghibli. Apalagi sama Totoro yang real size dan peluk-able itu. Ya Allah seneeeeeng banget!
Pelukan terakhir tahun ini :((
Sebenarnya nggak rela rangkaian ini sudah berakhir di bulan ini. Beberapa film juga saya belum sempat nonton di bioskop karena pas jadwal tayang lagi di luar kota. Tapi ya mau gimana lagi, gimana pun juga tim Ghibli Jakarta ini sudah berusaha keras meng-arrange event ini sedemikian menyenangkannya. Ah. Saya speechless karena nggak tau harus ngomong apalagi selain makasih banyak sudah memberikan momen bahagia ini. Semoga di tahun berikutnya ada acara serupa lagi dan juga saya bisa langsung menyambangi museum Ghibli di Jepang haha. Ah ya, sampai jumpa di Jepang juga ya kalau gitu. Hihi.

XOXO!

Za

0 comments:

Dear Dudes, A Catcall isn't A Compliment!

9:16 PM Nova Zakiya 0 Comments


Tepat semalam, saya membuat polling di Instagram Story saya. Tentang apakah boleh kita ‘nyumpahin’ orang yang suka catcalling. Karena kegeraman saya sudah di tahap kesel banget karena ini terjadi berulang kali (yang terbaru, pelakunya bergerombol kerja di dekat tempat tinggal saya), hanya saja saya merasa masih tidak bisa untuk meluapkan langsung dengan menegur orang-orang yang suka catcalling itu.


Catcalling itu Apa sih Emang?

Noun
1 A shrill whistle or shout of disapproval made at a public meeting or performance.
1.1   A loud whistle or a comment of a sexual nature made by a man to a passing woman.

Mudahnya seperti ini, segala bentuk siulan, panggilan, teriakan, ejekan dengan nada melecehkan atau mengandung kata-kata yang bersifat seksual, itu termasuk catcalling. Ini termasuk salah satu bentuk pelecehan seksual berupa pelecehan isyarat yang pernah saya tulis di postingan sebelumnya disini. Seringnya, catcalling terjadi di jalanan, disertai dengan main mata atau kerlingan yang nakal atau lebih parahnya, disertai dengan sentuhan fisik.
Nggak bisa dipungkiri, kejadian-kejadian seperti ini sering banget dialami oleh sebagian besar wanita, baik saat dia sendiri maupun bergerombol dengan teman-teman. Tentu saja, perlakuan ini menimbulkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya, dan mungkin saja merasa terancam keselamatannya.
Terus, kalau memberi salam gimana? Kayak ‘Assalamu’alaikum cantik’ oleh orang yang tidak dikenal? Saya pernah menanyakan hal ini kepada ustad di sebuah kajian. Beliau menjawab, dari niat (salam)-nya saja itu sudah tidak benar. Ya mungkin di bagian ini ada yang menganggap bahwa salam adalah doa, tapi kalau saya pribadi geram dengan hal tersebut karena mengandung nada yang melecehkan.
Senada dengan kalimat di atas, beberapa bilang kalau kita dipanggil ‘cantik’, ‘sayang’ atau ‘seksi’ di jalanan oleh orang yang tidak dikenal, itu berarti pujian. Like seriously?
Ironisnya, masih banyak yang menganggap hal-hal seperti ini sebagai bahan bercandaan. Sedihnya lagi, orang-orang di lingkungan saya pun masih banyak yang melakukan hal seperti ini.

Catcalling Bukan Perkara Baju atau Make Up
Lalu ada beberapa pihak yang kemudian berkomentar, ‘bajunya kali yang mengundang’ atau ‘dandan lo aja kali’. Guys, please, kita ubah mindset-nya yuk, ini bukan perkara baju apa yang wanita kenakan, atau dandanan yang seperti apa yang bikin para pria itu menyiulkan atau mengucapkan hal-hal yang tidak pantas. Kenapa saya bisa berbicara seperti ini?
Sebuah pameran di Belgia memamerkan baju-baju terakhir yang dikenakan korban pelecehan seksual. Bajunya biasa aja kan? | Sumber : Reuters
Pertama, saya sering sekali mendapat catcalling ketika berada di jalan, baik saat berangkat atau pulang kerja, atau ketika saya pergi ke suatu tempat. Sendiri, maupun bareng sama teman-teman saya. Kalau ditanya soal baju yang saya kenakan, saya sudah dua tahun belakangan ini mengurangi baju yang ketat (sudah mulai belajar mengenakan rok atau celana-celana kulot). Saya berjilbab juga. Kalau saya baca berita pelecehan di media media online juga beberapa korbannya menggunakan pakaian yang tertutup (bahkan beberapa juga berjilbab). Jadi kalau karena baju, saya kira bukan.
Kemudian, kalau ditanya soal make up yang saya gunakan, saya jarang menggunakan full make up, apalagi kalau hanya ke kantor. Bahkan beberapa kali saya memilih untuk dandan setibanya saya di kantor. Pun saat hari libur dan saya harus keluar (misal ke minimarket atau beli makan dekat kosan), saya paling malas menggunakan make up. Pake day cream aja malah enggak. Jadi dua asumsi ini jelas gugur dong? Masih menyalahkan pihak wanita juga? Nggak coba ditanya apa yang ada di otak para pria pelaku catcalling ini yang emang pada dasarnya ngeres dan masih menganggap wanita sebagai objek?

Bicara soal Angka Terjadinya Pelecehan di Jalan
Tak hanya di Indonesia, pelecehan yang terjadi di jalanan ini juga terjadi di Amerika. Sebuah organisasi non-profit bernama Stop Street Harassment merilis laporan yang berjudul Unsafe and Harassed in Public Spaces: A National Street Harassment Report tahun 2014. Dalam laporan tersebut, pelecehan seksual di jalanan seperti catcalling ini menjadi salah satu isu yang krusial di Amerika Serikat. Sekitar 65 persen wanita dilaporkan pernah mengalami pelecehan seksual di jalan, dimana 57 persen mengalami pelecehan secara verbal sementara 41 persennya mengalami pelecehan yang disertai tindakan fisik, seperti sentuhan, diikuti, atau bahkan dipaksa untuk melakukan tindakan seksual.
Pelecehan ini tak hanya dialami oleh wanita saja, tetapi juga pria, namun persentasenya lebih rendah yakni 25 persen. Dan mereka mengaku tak hanya mendapatkan pelecehan ini sekali, tapi lebih dari sekali bahkan beberapa diantaranya mendapatkan pelecehan semacam ini setiap hari.
Sementara di Indonesia, data dari Komnas Perempuan menyebutkan bahwa hanya 268 kasus pelecehan seksual di jalanan yang dilaporkan ke polisi, NGO atau Komnas Perempuan itu sendiri. Dan jumlah ini bukanlah jumlah keseluruhan. Sebagian memilih bungkam dengan alasan malu, takut atau pesimis laporannya akan diproses karena tidak ada bukti pelecehan.
Kalau kalian ingat, di bulan Januari 2018 juga, ada kasus pelecehan seksual di jalan, dimana pelakunya mengendarai sepeda motor lalu ‘mepet’ ke wanita (dan dia berjilbab) dan memegang bagian tubuh wanita tersebut, lalu kabur. Jadi masih mikir bahwa catcalling dan street harassment itu hal yang remeh temeh?

Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Mengalami Catcalling? 
Demi apapun, catcalling dan segala anakannya ini bikin para korban terganggu secara psikis dan ini sungguh melelahkan. 
“Semua perempuan yang saya wawancarai dalam penelitian saya mengaku mengubah rute, tindak tanduk, transportasi, atau pakaian untuk menghindari street harassment.” - Laura Beth Nielsen (profesor bidang Sosiologi, Northwestern University)
Saat dihadapkan pada situasi tersebut, sudah pasti kita geram dan pengen marah. Tapi di sisi lain, kita merasa takut untuk menegur. To be honest, itulah yang sering saya alami. Saya sangat marah kalau mendapat siulan siulan dan panggilan bernada melecehkan tersebut, demi apapun saya ingin memarahi mereka. Tapi di sisi lain, sebagai pendatang, saya juga menimbang apakah yang saya lakukan ini bisa menjamin keselamatan saya ke depannya.
Teman saya, Mba Septa, selalu menasehati untuk menegur orang-orang tersebut, dengan harapan mereka tahu bahwa hal ini salah dan tidak akan mengulanginya lagi. Karena jika kita hanya diam dan terus dibiarkan, para pria yang kurang ‘berpendidikan’ (secara moral) ini tidak akan menyadari bahwa hal yang mereka lakukan itu salah. Yang ada, kejadian semacam ini akan terus menerus berulang. Mau lebih ekstrim? Selain menegur, foto aja pelaku catcalling lalu upload di media sosial. Sekarang ini sudah ada beberapa akun instagram yang memiliki gerakan untuk melawan catcalling. Perlu diingat, bahwa kita menegur perilaku mereka, bukan menegur personal orangnya. 
Because if we don't stand up for ourselves, who else will?

XOXO!
Za


PS.
Semoga ke depannya jika saya mengalami hal demikian, saya berani untuk melawan! Dan juga postingan ini berawal dari uneg uneg pribadi ya. Kalau saya pernah bilang, sebenarnya perbuatan termasuk pelecehan atau bukan itu tergantung dengan si penerimanya. Jika si penerima merasa wajar, ya bukan pelecehan. Tapi kalau si penerima merasa terganggu, itu sudah termasuk pelecehan. Bukan bermaksud menggurui, hanya berbagi saja untuk Indonesia yang lebih aman dan beradab.

0 comments: