BELITUNG DAY #2 - WISATA BAHARI BELITUNG
Sesuai judulnya, maka di
hari kedua kami di Belitung (28/1) adalah jelajah dari pulau satu ke pulau lain
di Kepulauan Bangka Belitung. Sudah dipastikan, baju ganti, baju basahan,
peralatan mandi dan SUNBLOCK (yang paling penting) harus ada di tas! Karena
hampir sepanjang hari kerjaannya cuma main air aja udah. Yeay!
Tentunya masih bersama
@bmctourbelitung, kami dijemput di jam 8 pagi tepat! Saya sendiri lama di kamar
sih jadi memang nggak jalan-jalan di sekitar hotel, nggak kaya anak anak lain
hehe. Setelah sarapan nasi goreng seadanya dan minum susu beruang (hidup anak
susu!), kami pun berangkat ke tempat tujuan pertama kita adalah… *JENG JENG
JENG JENG* PANTAI TANJUNG KELAYANG! Yihaaaa~
Ini Mba Ici sama Mas Bima, guys! FYI aja hehe |
Tapi belum basah-basahan
sih. Di pantai ini, kita hanya dibekali life
jacket karena seharian itu, hampir sebagian besar waktunya, kita habiskan
di atas kapal. Makanya, keberadaan SUNBLOCK BER-SPF TINGGI TERAMAT SANGAT
DIBUTUHKAN, GUYS!
TUJUAN #1 : PULAU BATU BURUNG GARUDA
Nah
setelah semua rapi mengenakan life jacket,
SUNBLOCK, termasuk memompa floaties demi
kebutuhan dokumentasi yang ciamik ala ala selebgram, kami semua naik ke kapal
dan menuju pemberhentian pertama, PULAU BATU BURUNG GARUDA. Sebenernya dari
Pantai Tanjung Kelayang tadi, si pulau ini sudah keliatan jelas saking
deketnya. Dan kenapa namanya Pulau Batu Burung Garuda? Karena bentuk batunya
kayak burung garuda. Sesimpel itu guys!
Cuma persepsi orang beda-beda sih, ada yang bilang mirip garuda, ada yang bilang
mirip kura-kura. Hmmm.
Jadi lebih mirip apa nih? |
Tapi
kita nggak singgah di pulaunya. Kapal kita berhenti deket pulau yang sekiranya
bisa dapet nih angle Burung Garudanya
kalau difoto. Ya karena kalau kita di pulaunya, nggak bisa dapetin foto dengan
latar batu burung garudanya itu. Hehe.
TUJUAN #2 : PULAU TAK BERNAMA (BUAT FOTO DRONE)
Udah keliatan ya Mba Desi kayanya sulit banget atur anak anak ini? Haha |
Demi
foto yang kece dan mumpuni, jauh-jauh hari sudah dibilang bahwa dresscode kita putih. Sesungguhnya, di
awal pertemuan kita di kantin Palmerah pas momen ngomongin si dresscode ini, saya kira cuma bercanda. Tapi untung banget bawa baju putih karena emang mau dicocokin sama kimono
senja saya. Ya selamat deh haha. Tapi Mas Kancil nggak ber-dresscode, dia satu-satunya yang pake kaos item di foto.
Foto keluarga dulu lah mumpung masih rapi ya |
Nah
sebelum kita ke pulau yang ada di daftar tujuan (dari pihak tour-nya), kita
mampir di pulau tak berpenghuni. Ada namanya sih, Mba Desi sebutin namanya.
Tapi kali ini saya nggak informatif karena saya lupa banget namanya apa (pas hari kedua ini jarang
pegang hp soalnya jadi nggak bisa nyatet). Pokoknya pulaunya sepi, pasir putih,
laut biru bening dengan bebatuan khas pantai di Belitung. Sepinya ini yang kita
incar untuk ambil dokumentasi via drone.
Ini pulaunya guys! Bisa tebak kita di mana? Hahaha |
Dalam
prosesnya, mungkin Mba Desi dan Mas Eko bener-bener kayak ngatur anak sekolah
mau foto pas study tour. Bader banget
dibilanginnya haha. Dan memang untuk mendapat visual yang kece butuh
pengorbanan, mulai dari lari-larian bikin lingkaran besar lingkaran kecil terus
muter, sampai tiduran di pasir yang atasnya pas banget matahari. Silau men!
Satu-satunya yang pake kaos item, yang nggak samaan putihnya, itu Mas Kancil alias Mas Arif. |
TUJUAN #3 : PULAU LENGKUAS
Setelah
berasa mateng dijemur di pulau sebelumnya buat foto drone, perjalanan kita lanjutkan ke Pulau Lengkuas. Konon katanya,
nama Lengkuas ini berasal dari mercusuar yang ada di pulau tersebut. Dalam
bahasa Inggris kan mercusuar itu light
house, nah orang setempat nggak bisa mengucapkan itu dengan benar dan
akhirnya terucaplah ‘lengkuas’. Setidaknya itu cerita yang saya dapat dari Mba
Desi. Haha.
Perjalanan
ke Pulau Lengkuas ini terbilang cukup lama, dari yang warna air lautnya biru muda
sampai biru tua alias lebih dalem ke tengah laut, sampai yang ombaknya besar
sampai Billy kepeleset dan jatuh. Sampai yang mau duduk di tengah kapal sekalipun,
tetep basah kecipratan air *salim sungkem sama Retna yang tasnya waterproof buat ikut simpen kamera sama hp
haha*.
Rame banget kan? Huff |
Dan
benar kata Mba Desi, kalau kita foto drone
di pulau ini, wah ramenya pake banget. Ada banyak rombongan wisatawan di pulau
ini, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Dan si mercusuar ini yang jadi
daya tarik di pulau ini. Mercusuar yang sudah dibangun sejak zaman kolonial
Belanda tahun 1882 dengan tinggi 65 meter dan 18 lantai. Sayangnya sekarang mercusuar
ini udah nggak dibuka lagi untuk wisatawan karena marak pungutan liar (pungli).
Yaaa ulah oknum sih :(
Kita
numpang ganti baju dan ke toilet sih disini, buat persiapan snorkeling. Sebagian jalan-jalan buat
foto di bebatuan, sebagian foto dengan background
mercusuar, sebagian makan pop mie dan kelapa muda.
TUJUAN #3.5 : SNORKELING
Nggak
jauh dari Pulau Lengkuas, kapal berhenti dan Mba Desi mulai membagikan
peralatan untuk snorkeling. To be honest, this my very first time and I
feel so scared! Saya emang jarang liburan ke laut dan anaknya lebih suka
nyari aman nggak mau basah basahan haha. Tapi yaudah mumpung udah kemari kan.
Udah nih pake segala rupa, turun, dan ‘ambyar’ semua pelajaran renang yang
diajarin almarhum guru saya. Banyak takutnya. Jadi gelagapan. Maafin saya ya Mas Tommy udah repotin :(
Ini Retna, bukan saya lah! Hahaha |
Yang
jelas nyemplung sebentar, liat ke bawah, udah difoto, udah langsung naik ke
kapal. Nggak peduli fotonya jadi atau nggak. Iya saya anaknya cemen. Haha. *terus malah sekarang nggak nemu foto yang dikirimin sama pihak tour saking banyaknya foto dan beberapa harus 'minta izin gitu'. Huff.
TUJUAN #4 : PULAU KEPAYANG
Tenaga
berasa udah kekuras (padahal nggak banyak ngapa-ngapain sih), bawaannya udah
kaya orang mabok laut (big thanks buat
lengannya Billy buat senderan!), tapi kita masih di perjalanan buat makan siang
di Pulau Kepayang. Kata Mba Desi lagi nih, kenapa namanya Pulau Kepayang, karena biasanya yang dateng kesini bawaannya udah mabok kepayang sama perjalanan sebelumnya. Emmm. Iya kali ya. Hihi.
Begitu sampai udah berasa enak banget bisa minum teh manis
panas yang kadar kemanisannya bisa kita atur sendiri (gula sama tehnya terpisah
gitu). Menu makan siangnya kita ketemu kepiting lagi, ditambah cumi tepung,
sate udang, cah kangkung, ikan bakar. Cuminya enak! Kepitingnya juga sih. Ya
semuanya enak deh. Tapi yang lebih enak lagi pisang gorengnya (terpisah dari
paket lunch ya), sepiring harganya 28 ribu isi 4 potong pisang goreng dan itu enak banget! (makasih mas Tom udah ngingetin bagian ini haha). Saking enaknya semua makanan disini (efek laper juga apa ya?), jadi saya sama sekali nggak ngeluarin kamera buat foto. Jadi guys, mohon maap, di segmen ini, nggak ada yang terdokumentasikan dari saya. Hahaha.
Di pulau
ini pula, dari kejauhan, kita lihat orang-orang pada main di tengah laut. Pertanda
air laut sudah mulai surut dan pulau pasir pun sudah bisa disinggahi. Yeay!
TUJUAN #5 : PULAU PASIR
Pulau
ini sebenarnya tadi udah kita lewatin pas berangkat menuju ke Pulau Lengkuas,
sayangnya airnya saat itu pasang sehingga nggak bisa berhenti. Jangankan
berhenti, pasirnya aja nggak ada yang nongol. Beruntung, selesai makan siang,
pulau pasir ini sudah nampak dan sudah mulai banyak wisatawan yang singgah.
Kalau
kalian sering liat orang prewedding di
pasir-pasir tengah lautan, nah kurang lebih seperti inilah bentuk pulaunya.
Hamparan pasir yang nongol di tengah-tengah laut. Sudah jelas nggak berpenghuni
dong ah orang kecil haha. Dan kalau beruntung, kita bisa ketemu Patrick si
bintang laut!
Our muse! |
Rombongan
darmawisata ini lumayan lama berhenti di pulau ini, karena kita keasyikan
berenang, main air, main pasir dan foto-foto tentunya. Dan (lagi-lagi)
beruntung, pas kita lama disini, pas pulaunya nggak begitu rame hehe.
TUJUAN #6 : PULAU BATU BERLAYAR
Puas
main air di Pulau Pasir, kita melipir ke Pulau Batu Berlayar. Kenapa namanya
Batu Berlayar? Karena bebatuannya nampak seperti kapal layar. Banyak dan
besar-besar. Yang berani pada naik ke atas bebatuan yang tinggi, yang
cengceremen seperti saya cukup di batu yang bisa kejangkau aja. Yang penting
pas foto aman. Udah. Simpel. Hahaha.
Sama
halnya dengan pulau pasir, pulau Batu Berlayar ini hanya bisa dikunjungi saat
air laut surut. Selain itu, banyaknya bebatuan besar disini bikin Mba Desi
ngasih warning buat hati-hati kalau
mau naik di bebatuannya. Kerang-kerang di batunya ini cukup tajam dan bisa
bikin kaki luka. Dan lagi-lagi kita cukup lama disini sampai rombongan lain udah
berganti ganti tapi kami tetap disini. Hahaha.
We learn to 'pose' from Billy! |
TUJUAN #7 : PULAU KELAYANG
Destinasi
selanjutnya, pulau Kelayang. Di pulau inilah si unicorn kita berdayakan demi foto yang (meminjam istilah anak zaman
sekarang) HQQ. Jadi berurutan aja dah buat foto di unicorn, terus sebagian foto-foto sendiri cari spot lain. Oh ya, di
pulau ini juga kita bisa dapet background
pulau Batu Burung Garuda lho tapi di bagian belakangnya.
Sudah keling dan malas retouch sunblock tapi bahagia~ |
Selain
pantai, di pulau ini juga ada goa di tengah-tengah pulaunya. Jadi rutenya nih,
dari pinggir pantai ke tengah dikit udah masuk ke hutan, lewatin bebatuan besar
(terus kita pada nggak pake sendal dong), semakin ke dalam dan sampailah kita
ke sebuah telaga di tengah goa. Yaudah, urut aja antre buat foto lagi. Haha.
Ini telaganya kalau kata orang kaya telaga bidadari hihi. inframe ada Mba Oca hehe |
Medannya
memang cukup terjal, makanya kudu waspada dan hati-hati banget pas berpindah
dari batu satu ke lainnya. Beberapa batu juga tajam bikin sakit di kaki. Kalau
perginya ramean, kudu saling jaga sih hehe.
Senja yang tidak terlalu senja *halah |
TUJUAN #7.5 : SNORKELING 2
Sesuai
janji dan pertanyaan yang sudah diajukan sebelum berangkat, “berapa kali kita
bisa dapet snorkeling?”, Mas Rato pun
kembali menagih untuk snorkeling yang
kedua di dekat Pulau Kelayang (sebelum bilas). Setelah Mba Desi ‘cek ombak’,
nyebur lagi lah anak-anak (saya nggak ya). Cuma berdasarkan penuturan anak anak
yang nyebur, nggak terlalu banyak ikan disitu. Hanya karang-karang sama bulu
babi.
TUJUAN #8 : BALIK KE PANTAI TANJUNG KELAYANG
Ini kayanya dari kameranya Mas Al deh hehe |
Wisata
bahari hari ini berakhir (kembali) di Pantai Tanjung Kelayang yang sudah
lumayan sepi sih. Matahari juga udah mau terbenam. Senja-an gitu ceritanya di
tengah laut tadi haha. Jadi dengan membawa semua barang-barang yang ada di
kapal, satu persatu mulai bilas karena badan dan rambut udah berasa ‘pliket’. Selesai
selesai udah jam 6 sore aja dan langsunglah kita menuju bus yang sudah
menjemput kita di pantai tersebut.
TUJUAN #9 : MAKAN MALAM ALA ORANG BELITUNG
Tadinya
kita mau langsung makan malam, tapi ternyata ada beberapa yang nggak bilas di
pantai tersebut jadi kita balik ke hotel dulu. Baru keluar makan sekitar jam
setengah 8an malam di Wan Bie. Menunya udah bukan seafood lagi dong! Tapi makanan khas Belitung yaitu Bedulang. Makan
Bedulang ini merupakan tradisi di Belitung untuk mempererat keakraban gitu
dengan makan bersama di satu nampan besar. Di atasnya ada beberapa menu lauk,
seperti ayam ketumbar, gangan darat yang isinya ada daging sapi dan singkong,
ikan teri, bakso ikan, tumis buncis dan lalapan.
Sedap ini pedasnya pas! |
Tradisinya
nggak cukup sampai disitu saja, tetapi juga soal cara penyajiannya. Jadi
berdasarkan cerita dari Mba Desi, yang paling muda nanti yang akan mengambilkan
nasi untuk semuanya. Kemudian yang paling tua nanti yang akan mengambilkan lauk
bagi yang lainnya. Oh ya, untuk makan Bedulang ini kita dibagi menjadi 4
kelompok (1 nampan bedulang 4 orang) dan saya satu kelompok dengan Venny, Retna
dan Billy. Iya, saya yang ambilin lauk buat semuanya (padahal cuma selisih satu
bulan doang sama Retna) tapi saya jadi bisa milih lauknya yang pertama hahaha anak yang culas.
Soal
rasa, jangan ditanya. Enak. Gangan daratnya pun enak, nggak seasem gangan ikan
Belitung yang saya makan di hari pertama. Pedasnya pas. Ditambah teri sama ayam
duh nikmat. Sama bakso ikan juga. Apalagi setelah makan-makan sebelumnya
menunya seafood mulu.
Selain
makanannya nih, yang khas lagi yang disajikan malam itu adalah es jeruk kunci,
yang merupakan minuman khas Belitung. Seger kaya es jeruk pada umumnya, hanya
saja rasanya jauh lebih asam. Jeruk kunci ini juga tersedia sirupnya lho buat
oleh oleh!
TUJUAN #10 : NONGKRONG ALA ALA DI PANTAI TANJUNG PENDAM
Kenyang
makan di Wan Bie, kita nggak langsung pulang ke hotel tapi nongkrong dulu di
Pantai Tanjung Pendam (yang lagi lagi saya kira hanya bercanda nggak taunya
beneran). Cuma karena sudah malam, kita nggak main di pantainya, tapi sekedar
nongkrong di salah satu kafe di kawasan pantai tersebut. Anginnya kenceng
banget bikin masuk angin deh lama-lama di pinggir pantai. Oh ya, selain itu,
kata Mba Desi, memang di pantai ini tidak diperbolehkan untuk berenang atau
sekedar main air karena masih ada lumpur hidup.
Karena
sudah kenyang, kita disini cuma mencicipi coklat dan kopinya, sambil
mendengarkan live music gitu. Saya
sendiri memesan coklat panas, sementara Retna (sudah dapat dipastikan) memesan
es kopi. Memang anak kopi sejati dia. Ngobrol-ngobrol, dan cukup gerah sih di
dalem kafe, kita baru balik ke hotel sekitar jam 10 malam. Udah pada ngantuk
bawaannya, pun Mba Desi dan Mas Eko sudah tampak lelah.
Oh ya,
untuk biaya nongkrong ini masuk ke biaya tambahan ya alias bayar
sendiri-sendiri, nggak di-cover sama
travel. Hehe. Nggak apa apa deh yang penting senang! Yeay!
Jadi, makin tertarik nggak untuk menjelajahi setiap jengkal pulau-pulau di Belitung kah? Hihihi.
XOXO!
Za
PS.
Di cerita
Belitung Day #3 alias hari terakhir kita di Belitung, saya akan cerita
perjalanan ke pantai yang jadi happening
banget gara-gara film Laskar Pelangi dan juga mampir ke Danau Biru Kaolin. Dokumentasi
di postingan ini kombinasi dari dokumentasi @bmctourbelitung, Mas Tommy, Mas Abi
dan punya saya ya!
Anyway, yang belum baca cerita Belitung Day #1: Jelajah Belitung Timur bisa baca disini ya! *spreading love*
Anyway, yang belum baca cerita Belitung Day #1: Jelajah Belitung Timur bisa baca disini ya! *spreading love*
Recommended buat dicoba gaes liburannya
ReplyDeleteYihaaaa! Liburan lagi apa? Hahaha
Delete