Kaleng Kebahagiaan

8:29 PM Nova Zakiya 0 Comments



Setiap orang punya caranya masing-masing untuk membuat suasana hatinya menjadi tenang, pun dengan saya. Ada banyak cara yang saya lakukan jika suasana hati saya sedang murung, salah satunya dengan permen lollipop. Ya, bagi saya permen lollipop bisa membawa ketenangan dan kebahagiaan tersendiri bagi saya, walaupun bagi sebagian orang, permen lollipop dianggap sebagai jajanan anak kecil.


Kaleng kebahagiaan. Begitu saya menyebutnya. Kaleng yang saya dapat di sebuah minimarket dekat rumah berisi permen lollipop yang seringkali saya bawa kemana pun saya pergi. Ketika permen yang di dalamnya habis, saya segera “mengisi ulang” kebahagiaan saya. Ada sebuah cerita dari kaleng ini. Cerita tentang seorang lelaki yang saya bagi isi kaleng ini untuk pertama kali. Lelaki yang sempat mencuri hati saya  satu tahun yang lalu. 

Ruangan sepi sore itu, hanya ada saya dan dia, yang lainnya sedang sibuk dengan urusan masing-masing meninggalkan ruangan. Pekerjaan saya sudah selesai sejak 30 menit yang lalu. Sambil menunggu jam pulang, saya memutar playlist White Shoes and the Couples Company dari gadget saya sambil browsing berita-berita yang sedang heboh dibicarakan di situs media online. Bosan. Saya memejamkan mata sejenak, kemudian saya teringat kaleng kebahagiaan yang ada di dalam tas. Saya ambil sebuah lollipop dari kaleng tersebut, rasa cola. Rasanya aneh jika saya hanya makan sendiri tanpa menawari dia yang sedang asik bekerja.

“Mas, mau nggak?” Saya menghampiri mejanya, menyodorkan kaleng yang berisi permen lollipop dan beberapa coklat pasta.
“Itu apa? Lollipop ya? Boleh deh daripada ngantuk. Makasih ya.” Ujarnya setelah mengambil sebuah lollipop rasa strawberry, tersenyum.

Tanpa banyak komentar, dia langsung membuka bungkus dan memakannya. Saya kembali ke meja saya dan tersenyum. Dari layar laptop, diam-diam saya mencuri pandang ke arahnya. Ada rasa senang terselip dalam hati. Beberapa teman menganggap bekal yang saya bawa selalu aneh dan kekanak-kanakan. Kalau tidak permen kapas, sereal coklat, sandwich gandum, susu kotak, dan coklat pasta. Apakah ada yang aneh dari makanan-makanan tersebut? Baiklah, saya akui usia saya sudah 21 tahun tapi bagi saya makanan-makanan tersebut tetap enak. Berbeda dengan anggapan teman-teman yang lain, dia selalu mencoba apa yang saya bawa, tidak berkomentar dan selalu menikmatinya. Itu yang saya suka, karena bagi saya, orang yang bisa menerima dan menikmati makanan yang sama dengan saya berarti memiliki selera yang sama dan mungkin…cocok.

Tanggapan yang berbeda tentang kaleng kebahagiaan saya dapat dari seorang yang katanya memiliki perasaan dengan saya. Sore itu di ruangan yang sama tapi tidak dengan orang yang sama. Saya masih asyik dengan pekerjaan saya dan lollipop di mulut saya. Tiba-tiba ada yang menghampiri dan mengambil kaleng kebahagiaan saya, membukanya.

“Wah ini kaleng apa isinya? Oh ternyata lollipop. Kaya anak SD ya.” Ucapnya sambil mengambil satu buah lollipop dari kaleng dan memakannya.
Tidak sopan, sudah mengejek tapi ikut memakannya. Gerutu saya dalam hati.

Saya hanya tersenyum, lebih tepatnya mencoba untuk tersenyum mendengar ucapannya. Saya malas untuk berkomentar, dia mencoba menarik simpati saya tapi dengan cara yang tidak saya suka. Menurut saya, justru sikapnya yang lebih kekanak-kanakan dibandingkan saya, dan tentu saja tidak seperti lelaki yang selalu menerima dan menikmati makanan saya tanpa banyak berkomentar. Iya, lelaki di sore yang lalu memang berbeda dan jauh lebih dewasa.

Kaleng kebahagiaan. Begitu saya menyebutnya. Karena ada rasa tenang yang bisa membuat bahagia di dalamnya. Juga ada sebuah kenangan indah yang tidak akan terlupa.

#ceritadarikamar 21 Agustus 2013

0 comments: