[BEAUTY]: CEGAH RAMBUT RONTOK DENGAN SARIAYU HIJAB INTENSE SERIES
Scrolling timeline Twitter itu seru. Apalagi kalau lagi nungguin
narasumber datang ke meeting point
yang udah disepakati buat wawancara. Meski sekarang kayanya udah nggak terlalu
banyak yang akses si burung biru ini, tapi saya terhitung masih sering buat intip
ada hot issues apa sih atau sekedar promote postingan terbaru di blog. Hihi.
Nah, nggak lama ini, saya
menemukan beberapa tweet yang bilang
kalau mereka pengen jadi reporter atau istilah kerennya jurnalis, supaya bisa
jalan jalan keliling Indonesia. Hmmm.
Jadi Jurnalis = Jalan-Jalan
Gratis?
Tapi memang iya sih, waktu
masih kecil, saya pun berpikirnya demikian. Reporter itu bisa jalan-jalan
keliling Indonesia atau bahkan ke luar negeri, dibayarin kantor. Nah, siapa sih
yang nggak mau jalan-jalan gratis begini? Hihi.
Foto bareng Irjen Pol Royke Lumowa dan rekan-rekan media pas meninjau flyover Dermoleng, Brebes |
Setelah jalan hampir
setahun jadi reporter, saya juga merasakan beberapa kali dikirim buat DLK alias
Dinas Luar Kota. Pengalaman pertama saya DLK adalah ketika memantau kesiapan
jalur tol fungsional dari Surabaya sampai Jakarta, bersama Kakorlantas Mabes
Polri, Irjen Pol Royke Lumowa dan tim NTMC Polri. Bersama teman-teman dari
media lain, kita benar-benar menjadi yang pertama mencoba tol fungsional
sebelum diperbantukan untuk arus mudik 2017. Yeay! (kalau ditulis di artikel
lain, telat ga ya? hihi)
Sesiangan di mobil menyusuri jalan tol baru dari Surabaya sampai Jakarta. Kebayang lepeknya? Tapi tetep happy sih hihi |
Kebayang dong gimana
panasnya bulan puasa, di tengah tol yang belum 100 persen jadi, dan tentunya
kita menempuh jalur darat selama 2 hari perjalanan? Hmmm tapi berhubung bulan
puasa, jadi pas jam berbuka kita sudah di hotel sih hehe.
Difoto sama fotografer andalan NTMC Polri, Mas Heri Samsuljani sebelum bikin live on tape |
Emang sih semua biaya
perjalanan dan akomodasi ditanggung oleh kantor (dalam bentuk uang saku yey)
dan penyelenggara (kecuali kalo jajan di luar itu ya bayar sendiri haha). Tapi
jangan seneng dulu, karena di tengah perjalanan itu kita harus berkutat dengan
naskah dan gambar yang harus segera dikirim ke kantor untuk tayang. Bahkan di
dalam mobil aja, ada yang feeding, rough cut dan berbagai aktivitas lain
demi layar.
Menuju desa yang hilang di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Ini sudah masuk laut Jawa lho. Panasnya jangan ditanya. Huff |
Terakhir saya liputan ke
luar Jakarta itu ke Muara Gembong beberapa hari lalu, mencari desa yang terkena
dampak abrasi. Lokasinya dekat laut Jawa. Panasnya bukan main dan gersang.
Untuk menuju desanya saja, saya harus naik ojek selama 30-40 menit dari jalan
raya (mobil nggak bisa masuk ke desa itu huff). Ditambah saya juga harus naik
kapal kecil gitu untuk melihat pesisir pantai yang dulunya bagian dari Kampung
Beting, Desa Pantai Bahagia. Sudah kebayang panasnya gimana?
Beneran jalan-jalan?
Emang sih enak ya
jalan-jalan, jadi nggak cuma kerja di kantor aja. Di Jakarta juga kita sering
menclok sana menclok sini buat liputan. Bahasa gaulnya, mobilitas tinggi.
Serunya lagi, kita bisa jadi orang yang pertama tau sesuatu, dapat ilmu dan
ketemu sama orang-orang yang nggak kita bayangin sebelumnya (kaya ketemu
Presiden). Nggak enaknya, ya itu, panas-panasan, ujan-ujanan (kalo musim ujan
ya malah main becekan di banjir). Kulit gampang banget kering dan keling juga
perih. Tangan sama muka siap siap belang.
Masih difoto sama Mas Heri NTMC Polri pas liputan di Tol Fungsional Gringsing, Batang, Jawa Tengah |
Selain itu, ancaman rambut
rontok juga ada lho, apalagi buat yang berjilbab. Huff.
Rambut rontok karena sering panas-panasan?
Saya sendiri memang
mengenakan jilbab saat beraktivitas sehari-hari, termasuk kalau liputan.
Panasnya matahari yang belakangan menyengat banget (kata BMKG sekarang
Indonesia sedang di puncak musim kemarau!) bikin rambut cepet lepek,
ujung-ujungnya banyak rontok. Rambut yang tertutup jilbab memang harus dirawat
sebaik-baiknya karena di keseharian rambut kita tidak mendapat udara yang cukup
sehingga memicu minyak dan keringat jadi lembab gitu. Terus ketombe. Terus
gatal. Terus rontok. Ah tidaaaaak!!
Rekomendasi dari Diary Hijaber nih, guys |
Di tengah pencarian saya
mencari shampoo yang cocok yang bisa memenuhi hajat hidup rambut saya (halah),
saya menemukan review dari DiaryHijaber, sebuah komunitas hijaber terbesar di Indonesia, yang mengulas shampoo
dari Sariayu. Terus apa bedanya dengan shampoo lainnya? Nah si Sariayu ini
memang mengeluarkan produknya khusus untuk menjawab kegundahgulanaan wanita
berhijab, yaitu Sariayu Hijab Intense Series Shampoo Hair Fall! Yeay!
Terus apa keunggulannya?
Dengan kandungan ekstrak
kacang polong dan kedelai dalam PeaVit Complex, serta mild surfactant, shampoo
dari Sariayu ini memiliki 3 langkah intensif buat kita-kita yang berjilbab. Pertama,
dia mengurangi kerontokan rambut. Kedua, membantu menguatkan akar dan inti
rambut. Dan ketiga, membantu melindungi
dan memperbaiki rambut dari kerusakan. Hmmm. Menarik.
Terus yang pasti sariayu
hijab ini merupakan brand lokal yang halal, natural dan no animal testing!
Seneng nggak sih dengernya? Hihi.
Karena penasaran setelah
membaca review dari Diary Hijaber yang bisa kalian baca disini, saya pun
mencari si shampoo bertutup ungu ini. Saya membeli di LotteMart Kuningan City
seharga Rp 20.500 dengan ukuran 180 ml. Terjangkau kan? Dengan harga segitu
udah bisa dapetin semua kebaikan buat mencegah rambut rontok hehe.
Wanginya juga enak, manis
lembut dan seger terus tahan lama gitu. Rambut jadi berasa ringan sampai besokannya juga masih enakeun dipake beraktivitas juga. Nggak
kusut meski diiket seharian hehe.
Tutupnya flip gitu dan kencang. Jadi nggak khawatir kalau dibawa bepergian |
Memang sih saya baru pakai
minggu ini jadi yang saya ceritakan baru sekelumit kesan pemakaian pertamanya.
Nanti ya sekitar satu atau dua bulan kita lihat apakah benar-benar mengurangi
rambut rontok. Saya sih sangat berharap ini jadi jawaban bagi para wanita
berjilbab yang sama sama mengalami rambut rontok karena lembab. Sayonara rambut rontok :3
Tips biar rambut tetap sehat
Tapi yang perlu diingat,
selain memilih shampoo yang tepat, kalian juga harus keramas secara teratur ya
minimal dua sampai tiga hari sekali, dibarengi dengan pemakaian kondisioner,
hair tonic dan hair mist untuk hasil terbaik (jangan sedih, di sariayu hijab
ada kok). Selain itu, hindari langsung mengenakan jilbab saat rambut masih
basah (apalagi langsung diiket) karena itu bisa bikin rambut rapuh saking lembabnya.
Bagaimanapun juga, meski rambut kita tertutup, tapi jangan sampai nggak peduli sama kesehatannya ya, karena rambut adalah mahkota wanita hihi. Selamat mencoba ya!
XOXO!
Za
wew mobilitas tinggi dan harus kece ya Zha.
ReplyDeleteaku 5 tahun di Bekasi belum pernah ke muara gembong