MARTI DAN MRT-J, YANG BARU DARI MRT JAKARTA
Sebagai anak rantau yang nggak punya kendaraan pribadi di Jakarta, tentu saya sangat memperhatikan perkembangan transportasi umum di ibu kota. Saya merasa banyak perubahan sih. Dari yang semula TransJakarta hanya melayani beberapa koridor, dengan bus yang bisa dikatakan kurang layak (inget banget dulu koridor 6 sama 8 kalau naik bus kupingnya ikutan geter), tapi sekarang TransJakarta mampu menjangkau sampai ke daerah penyangga ibu kota seperti Depok dan Ciledug misalnya, plus dengan rute dan jam yang makin banyak. Begitu juga dengan trotoar yang lebar dan indah banget di sepanjang Jalan Sudirman sampai MH Thamrin. Semoga keindahan trotoar ini tak hanya untuk Asian Games 2018 saja tetapi sampai ke depan juga tetap dirawat.
Tapi ada satu lagi yang paling saya
tunggu-tunggu, yaitu moda transportasi Mass
Rapid Transit atau MRT! Who’s
excited? ME OF COURSE! Hihihi.
Kenapa excited banget sih?
Tahun depan, Jakarta bakal punya MRT coy! Hahaha.
Kalau dibandingkan dengan negara-negara lain ya tentu telat sih, tapi bukan
berarti kita nggak mengapresiasi perkembangan ini. Sekarang gini deh, beberapa
orang masih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi karena malas
menggunakan transportasi umum. Apalagi kalau moda transportasinya nggak punya
jalur sendiri jadi masih kena macet-macet juga. Kaya yang berpikirnya, mending
bawa kendaraan sendiri deh, sama sama kena macet ini.
Belum lagi harus desek-desekan di KRL tiap
jam berangkat dan pulang kerja. Para pejuang krl dari Bogor, Depok ataupun
Bekasi pasti paham lah. Dulu saya sempet setahun PP Bogor-Jakarta buat ngantor
dan Alhamdulillah ‘berasa ya kerjanya’ alias kalau sampai rumah itu langsung
beberes tidur nyenyak banget dah. Tapi itu belum sama gangguan gangguan
persinyalan. Karena saya sekarang udah nggak PP lagi, jadi saya kurang tau sih
masih ada gangguan-gangguan semacam itu apa nggak di jam crowded. Semoga sudah berkurang lah ya hehe.
Kita tentu juga lumayan terbantu dengan
adanya transportasi online. Memang cukup
banyak yang meninggalkan kendaraan pribadinya lalu beralih ke moda transportasi
ini, tapi kalau jalanannya macet ya bakal sama aja sih.
Data dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta
yang pernah saya kutip untuk tugas saya di akhir tahun lalu, menyebutkan bahwa
74,7% perjalanan di Jakarta masih menggunakan kendaraan pribadi, dimana
separuhnya menggunakan sepeda motor. Angka ini sih diharapkan semakin menurun
nantinya jika semua moda transportasi yang saat ini tengah dibangun rampung dan
bisa melayani penumpang sehingga masyarakat memiliki banyak alternatif
transportasi umum.
Kelas jurnalis MRT Jakarta 2017 |
Sempat mengikuti kelas di program Fellowship Jurnalis MRT Jakarta 2017
juga menjadi alasan mengapa saya selalu excited
dengan kehadiran MRT. Waktu itu ada 5 kali pertemuan/kelas dan 1 hari terjun
langsung ke proyek stasiun underground
Bundaran HI. Di setiap kelas dijabarkan mengapa kita butuh MRT, bagaimana
perkembangannya, konstruksinya, operasionalnya, rencana TOD-nya, dan banyak
lagi materi yang beberapa diantaranya dibawakan oleh orang-orang hebat di balik
MRT (saya selalu ngefans sama Bu Silvia Halim, Direktur Konstruksinya MRT!). Semua
materi itu rasanya bikin nggak sabar kapan ya bisa cobain MRT di negara
sendiri. Oh ya, kalian bisa tonton tugas akhir liputan saya itu disini ya!
Kalau saya pribadi, yang paling saya highlight dari MRT ini karena dia punya
jalur sendiri yang tentu nggak akan terjebak sama yang namanya macet. Di Fase 1
ini, relnya membentang dari kawasan Lebak Bulus sampai Bundaran HI. Ada yang elevated, ada yang underground. Nanti di Fase 2 nya akan dilanjutkan sampai Kampung
Bandan. Saya sih berharap gangguan persinyalan bisa diminimalisir ya oleh MRT. Hehehe.
Emang kapan sih MRT jadinya?
Maret 2019 menjadi target MRT bisa
digunakan secara komersial oleh masyarakat. Atau kalau kata Dirut MRT, Pak
William Sabandar, ya sekitar 196 hari lagi lah. Perkembangannya sendiri saat
ini sudah mencapai 95,33% konstruksinya per Juli 2018. Kalian juga bisa liat
detail progress-nya di website-nya MRT Jakarta atau YouTubeChannel MRT Jakarta. Mereka selalu update
per bulannya gimana perkembangan masing-masing konstruksi juga operasionalnya. Cus!
Nah, 9 Agustus kemarin, MRT Jakarta udah
mulai melakukan uji coba rangkaian kereta pertamanya di Depo Lebak Bulus,
Jakarta Selatan. Uji coba ini untuk melihat sistem persinyalan kereta,
telekomunikasi dan overhead catenary
system (OCS). Sesuai target sih yang pernah dibilang sama Pak William kalau
9 Agustus 2018 itu bakal jadi uji coba pertama yang dilakukan oleh MRT Jakarta.
MRT Jakarta resmi rilis app MRT-J |
Dan yang paling baru, MRT Jakarta baru aja launching aplikasinya, MRT-J, kemarin
(15/8) di Grand Indonesia. Aplikasi ini bisa di-download di App Store ataupun Play Store, gratis! Tak hanya itu,
di momen yang sama, MRT Jakarta juga memperkenalkan si maskot MRT bernama Marti,
yang digambarkan sebagai anak laki-laki berusia 9 tahun, penuh rasa ingin tahu
dengan harapan cerah untuk masa depan.
Penggambaran ini merepresentasikan MRT
Jakarta sebagai pilihan moda transportasi untuk masa depan Jakarta yang lebih
baik tentunya. Melalui si Marti yang gemas banget ini juga diharapkan MRT
Jakarta dapat semakin membangun interaksi dengan masyarakat, khususnya calon
pengguna MRT Jakarta.
Kalau
di aplikasinya ada apa aja?
Dewasa ini, transportasi dan gaya hidup
digital sudah tidak bisa dihindari. Hampir semua sistem atau moda transportasi
kini punya aplikasi yang bisa memberikan kita banyak informasi, terutama jam
keberangkatan dan juga rute. Hal ini juga lah yang disasar oleh MRT Jakarta
untuk merilis aplikasi MRT-J walaupun moda transportasinya sendiri belum
beroperasi. Kalau kata anak muda, ini namanya PDKT. Hahaha.
Baru buka app nya aja, udah disuguhin banyak informasi. Hihi |
Begitu membuka aplikasinya, masyarakat sudah
mulai diperkenalkan sejak dini dengan informasi umum mengenai MRT Jakarta Fase
1. Ada pop up message yang berisi
waktu tempuh, rentang waktu antar kereta, waktu operasional, kapasitas
penumpang, sampai sistem operasinya. Selanjutnya, kita akan disambut deh sama
si Marti.
Memang masih simple banget fitur di dalamnya tapi cukup informatif sih. Ada
informasi tentang cara naik MRT Jakarta, ada juga informasi mengenai stasiun
terdekat dari lokasi kita saat ini. Terus kalau kita klik fitur ‘Perjalanan’,
kita bisa liat estimasi waktu dari stasiun kita berangkat sampai ke stasiun
tujuan kita.
Sebelumnya, ada rekomendasi stasiun terdekat dari lokasi kita juga lho |
Dan yang paling unik menurut saya adalah fitur ‘Jelajah Stasiun’. Kenapa?
Karena begitu kita klik satu per satu nama Stasiunnya, akan muncul cerita dari
si stasiun itu sendiri, mulai dari sejarah namanya, konsep stasiunnya, dan
tempat yang bisa kita kunjungi yang terdekat dari stasiun, seperti monumen,
museum, kuliner ataupun taman. Cerdas sih ini!
Sejarah di balik nama stasiunnya nih guys! |
Masing-masing stasiun ada rekomendasi tempat wisata terdekat yang bisa kita tuju lho! |
Informasi tempat wisatanya juga tersedia di app MRT-J |
Udahan nguliknya, di aplikasi ini kita juga
bisa beli merchandise MRT Jakarta
yang tentu ada si Martinya dong. Mulai dari kaos, tumbler, bantal leher,
totebag, notebook sampai topi dan juga payung. Saya berharap sih nantinya ada
bonekanya juga karena gemas!
Boneka si Marti gemas!!! |
Mumpung diskon yuk dipilih. Hehehe |
Oh ya, ada reward juga yang diberikan kepada pengguna aplikasi MRT-J berupa poin. Poin ini bisa kita kumpulkan dengan cara masuk ke aplikasi setiap harinya, atau bisa juga connect semua akun medsos kalian dengan akun MRT-J ini. Kalau beli merchandise-nya? Tentu dapet poin dong asal melalui aplikasi ini hihi.
Nantinya sih, fitur-fitur di aplikasi ini
bakal lebih dikembangkan lagi untuk aspek komersil lainnya, seperti pembelian
atau penambahan saldo tiket MRT Jakarta. Ini sekaligus menjawab tantangan
Menkominfo Rudiantara ke MRT Jakarta untuk menyediakan tiket secara digital. Keren
ya? Hihi.
Dirut MRT, William Sabandar menjawab tantangan dari Menkominfo, Rudiantara |
Hadirnya MRT Jakarta ini tentu jadi
terobosan baru bagi transportasi publik di ibu kota setelah sekian lama hanya
jadi wacana. Semoga sih dengan adanya MRT Jakarta ini benar-benar bisa
mengurangi kemacetan dan mengubah gaya hidup masyarakat untuk beralih
menggunakan transportasi umum. Ada studi dari pemerintah pusat yang menyatakan
bahwa tahun 2020, Jakarta bisa mengalami gridlock
atau kemacetan total kalau nggak dilakukan terobosan baru pada sistem
transportasi di ibu kota. Tapi dengan adanya MRT Jakarta ini semoga nggak bakal
sampai kejadian deh ya.
Akhirnya foto deh sama Pak William sama si Marti juga. Hihi |
Jadi, udah siap untuk menyambut hadirnya
MRT di Indonesia?
Saya sudah download aplikasinya. Kamu? |
XOXO!
Za
Wah bonekanya belum dijual? hehe...
ReplyDeleteSemoga dengan adanya MRT (ya meskipun 196 hari lagi), rangorang pada pindah pake transportasi publik, biar gak ada macet.